BAB 1
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang Masalah
Guru dalam dunia pendidikan
sangatlah berarti dan memegang peran penting bagi maju mundurnya dunia
pendidikan di negara manapun. Dalam pendidikan, guru adalah seorang pendidik,
pembimbing, pelatih dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang
menarik, memberi rasa aman, nyaman dan kondusif dalam kelas. Keberadaannya di
tengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan, dan kejenuhan
belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa. Kondisi seperti itu
tentunya memerlukan keterampilan dari seorang guru, dan tidak semua mampu
melakukannya. Menyadari hal itu, maka penulis menganggap bahwa keberadaan guru
yang kompeten sangat diperlukan. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah
kompetensi pedagogik.
Dalam
pelaksanaan kegiatan belajar, seorang guru yang berkompetensi harus terlebih
dahulu mampu merencanakan program pengajaran. Kemudian melaksanakan program
pengajaran dengan baik dan mengevaluasi hasil pembelajaran sehingga mampu
mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, seorang
guru
profesional akan menghasilkan anak didik yang mampu menguasai pengetahuan baik
dalam aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.
Dalam
kegiatan mengelola interaksi belajar mengajar guru paling tidak harus memiliki
dua modal dasar, yakni kemampuan mendesain program dan keterampilan
mengkomunikasikan program tersebut kepada anak didik. Seorang guru harus mampu
memilih dan memilah strategi apa yang akan digunakan dalam pembelajaran.
Strategi tersebut haruslah disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Menurut Pupuh Fathurrahman dan
Sutikno (2010: 3) strategi pembelajaran adalah suatu pola umum kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2008: 294) strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari berbagai pendapat mengenai strategi
pembelajaran di atas, penulis simpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu rencana yang dilaksanakan pendidik (guru) untuk mengoptimalkan potensi
peserta didik agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
mencapai hasil yang diharapkan.
Strategi pembelajaran berkaitan erat dengan tujuan yang akan
dicapai. Seorang guru yang mengajarkan ilmu pengetahuan dengan tujuan agar
siswa mendapat suatu pengetahuan yang bersifat kognitif, akan menggunakan
strategi pembelajaran yang efektif yaitu strategi yang dapat membuat siswa
menjadi lebih aktif sejak memulai pelajaran sampai selesai dan agar siswa mampu
merubah sikap tertentu. Salah satu strategi yang efektif untuk mengaktifkan
siswa adalah strategi Active Knowledge Sharing (Saling Tukar Pengetahuan). Active Knowledge Sharing adalah strategi yang memberikan penekanan kepada siswa untuk saling berbagi dan
membantu menyelesaikan pertanyaan yang diberikan. Artinya ketika siswa yang
tidak mampu menjawab suatu pertanyaan atau mengalami kesulitan, maka siswa lain
yang mampu menjawab pertanyaan dapat membantu temannya untuk menyelesaikan
pertanyaan yang diberikan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
penulis, diperoleh informasi bahwa disatu sisi di SMP Negeri 1 Cileunyi-Bandung
telah diterapkan strategi pembelajaran Active
Knowledge Sharing pada mata pelajaran PAI yang dipandang relevan dengan
tujuan pembelajaran. Sehingga diyakini dapat meningkatkan prestasi kognitif
siswa pada mata pelajaran PAI. Namun kenyataannya disisi lain, prestasi kognitif siswa pada
pembahasan binatang halal dan haram masih kurang menggembirakan, hal ini
diketahui dari hasil evaluasi pada ulangan harian yang dilaksanakan oleh pihak
sekolah.
Fenomena diatas menunjukkan adanya kesenjangan
antara yang seharusnya dengan kenyataan. Disatu sisi tanggapan siswa terhadap
penerapan strategi pembelajaran Active
Knowledge Sharing cukup positif, namun disisi lain prestasi kognitif siswa
pada pembahasan binatang halal dan haram tergolong rendah, sehingga timbul
permasalahan, mengapa hasil belajar siswa masih kurang menggembirakan padahal
strategi pembelajaran Active Knowledge
Sharing sudah dilakukan? Bagaimana
prestasi kognitif siswa kelas VIII pada pembahasan binatang halal
dan haram ? bagaimana sebenarnya tanggapan siswa terhadap
penerapan strategi pembelajaran
Active Knowledge Sharing di kelas VIII? Serta bagaimana hubungan antara tanggapan
siswa kelas VIII terhadap strategi pembelajaran
Active Knowledge Sharing hubunganya dengan prestasi kognitif mereka pada
pembahasan binatang halal dan haram ?
Bertitik
tolak dari latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dalam sebuah penelitian yang berjudul: “Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing Hubungannya Dengan Prestasi Kognitif
Mereka Pada Pembahasan Binatang halal dan haram ” (Penelitian di
kelas VIII SMPN 1 Cileunyi-Bandung)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah
penelitiannya dapat diuraikan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggapan siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Cileunyi Bandung tentang penerapan strategi
pembelajaran Active Knowledge Sharing?
2.
Bagaimana prestasi kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Cileunyi Bandung pada pembahasan binatang halal dan haram ?
3.
Bagaimana
hubungan antara tanggapan siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Cileunyi Bandung terhadap penerapan strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing dengan prestasi kognitif mereka pada pembahasan binatang halal dan haram ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui :
1.
Tanggapan
siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Cileunyi Bandung tentang penerapan
strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing
2.
Prestasi kognitif siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Cileunyi Bandung pada pembahasan binatang halal dan haram
3.
Hubungan antara
tanggapan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cileunyi
Bandung terhadap penerapan strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing dengan prestasi kognitif siswa pada pembahasan binatang halal dan haram
D. Kerangka Pemikiran
Penelitian
ini terdiri dari dua variabel, yaitu tanggapan siswa terhadap penerapan
strategi pembelajaran Active Knowledge
Sharing (variable X) dan prestasi kognitif mereka pada pembahasan binatang halal
dan haram (variable Y)
Tanggapan
sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran
ingatan dari pengamatan, dalam objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam
ruang dan waktu pengamatan. (Abu Ahmadi, 2009:
64). Jadi tanggapan muncul apabila
proses pengamatan telah selesai. Sardiman (2011: 218) menyatakan bahwa:
Sikap menerima atau senang akan menimbulkan perilaku
seperti: diam penuh perhatian, ikut berpartisipasi aktif dan akan akan bertanya
karena kurang jelas. Sikap acuh tak acuh tercermin dalam perilaku yang
setengah-setengah. Sedangkan sikap tenang (menerima) seperti bermain sendiri.
Mengalihkan perhatian kelas, mengganggu teman yang lain atau bahkan
mempermainkan guru.
Dari uraian diatas, dapat diketahui
bahwa indikator tanggapan itu dapat dibagi
kepada dua bagian, yaitu:
1. Tanggapan positif yaitu
rasa menerima, menyukai, berminat dan perhatian terhadap guru atau pelajaran.
2. Tanggapan negatif yaitu rasa tidak
menyukai, menolak atau menghindar, acuh tak acuh terhadap guru atau pelajaran.
Hal ini akan terlihat pada sikap siswa pada mata pelajaran dan guru.
Secara bahasa, strategi
adalah siasat, trik, teknik, atau cara.
Secara umum strategi adalah pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan (Pupuh Fathurrahman dan Sutikno,2010: 3).
Menurut M. Sobry Sutikno
(2008: 84) kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Sedangkan Mohamad Surya (2004: 13-14) mengemukakan bahwa proses pembelajaran adalah
proses individu mengubah perilaku dalam upaya memenuhi kebutuhannya. Strategi pembelajaran aktif (Active learning)
adalah strategi belajar yang menuntut keaktifan serta partisipasi siswa dalam
setiap kegiatan belajar seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah
lakunya secara efrektif dan efisien (Hamdani, 2011:149). Pembelajaran aktif
adalah kegiatan belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berinteraksi dengan mata pelajaran yang dipelajarinya (Lukmanul Hakim,
2009:54).
Strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing merupakan salah satu
strategi yang dapat membawa siswa untuk siap belajar materi pelajaran dengan
cepat. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa dan
membentuk kerjasama tim. Strategi ini dapat dilakukan pada hampir semua mata
pelajaran. (Hisyam Zaini, 2008: 22).
Adapun
langkah-langkah strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing menurut
Hisyam Zaini (2008:22) adalah:
1.
Guru membuat
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
2.
Minta peserta didik untuk
menjawab dengan sebaik-baiknya.
3.
Minta peserta didik untuk
berkeliling mencari teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak
diketahui atau diragukan jawabannya. Tekankan pada mereka untuk saling
membantu.
4.
Minta peserta didik untuk
kembali ketempat duduk mereka kemudian periksalah jawaban mereka.
Dari uraian diatas,
dapat disimpulkan bahwa indikator penerapan strategi pembelajaran Active Knowledge
Sharing adalah : (1) menerima (2) Menyukai, (3) Berminat dan (4) Perhatian.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai.
Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing,
berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah
perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Muhibbin Syah, 2004: 66). Jadi, yang dimaksud dengan prestasi
kognitif adalah hasil yang telah dicapai dalam belajar yang bersifat
pengetahuan.
Keberhasilan siswa
dalam belajar tidak hanya didukung oleh totalitas tugas utamanya sebagai siswa
saja, tetapi disamping itu ketepatan guru sebagai pendidik memilih strategi
pembelajaran harus direncanakan dan ditentukan sebaik mungkin. Kaitanya
antara pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat dengan prestasi yang diperoleh, maka sangat logis
apabila dikatakan bahwa strategi
pembelajaran Active Knowledge
Sharing menunjang terhadap
keberhasilan/prestasi kognitif siswa pada Pembahasan binatang halal dan haram . Dalam hal ini, apabila siswa
memiliki tanggapan positif terhadap strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing yang dilakukan oleh guru, maka ia akan
memiliki prestasi kognitif yang tinggi. Tetapi sebaliknya, apabila siswa
memiliki tanggapan negatif terhadap strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing yang
dilakukan oleh guru, maka ia akan memiliki prestasi kognitif yang rendah. Di
samping itu perlu juga dicantumkan indikator – indikator prestasi kognitif siswa.
Adapun
indikator prestasi kognitif siswa yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan (aplikasi) , analisis, sintesis, dan evaluasi. (Nana Sudjana, 2008: 50-52).
KORELASI
|
Prestasi Kognitif
Siswa Pada Pembahasan Haji dan Umrah
(Variabel Y)
1.
Pengetahuan haji dan umrah
2.
Pemahaman haji dan
umrah
3.
Penerapan (aplikasi)
haji dan umrah
4.
Analisis haji
dan umrah
5.
Sintesis haji
dan umrah
6.
Evaluasi haji
dan umrah
K
|
Tanggapan
Siswa Terhadap Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing (Saling Tukar Pengetahuan)
(Variabel X)
Penerimaan, Kesukaan,
Keberminatan, dan Perhatian terhadap penerapan strategi pembelajaran Active
Knowledge Sharing
Sharing,
meliputi:
1.
Guru membuat pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.
2.
Minta peserta didik untuk menjawab dengan
sebaik-baiknya.
3.
Minta peserta didik untuk berkeliling mencari
teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau
diragukan jawabannya.
4.
Minta peserta didik untuk kembali ketempat duduk
mereka kemudian periksalah jawaban mereka.
|
RESPONDEN |
E.
Hipotesis
Penelitian
Untuk memperoleh jawaban sementara dari masalah yang akan diteliti
perlu dirumuskan hipotesis penelitian. Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang
berarti di bawah dan “thesa” yang berarti kebenaran. Hipotesis adalah jawaban
yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih
lemah, sehingga harus diuji secara empiris (Yaya Suryana & Tedi Priatna,
2009: 149).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu tanggapan siswa terhadap penerapan
strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing sebagai variabel independen dan prestasi kognitif siswa pada pembahasan haji dan umranh sebagai variabel dependen. Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95% diduga
ada korelasi antara dua variabel yang akan diteliti. Dengan kata lain dapat
dirumuskan hipotesis alternatif dan hipotesis nol. Ha: ada korelasi positif
yang signifikan antara variabel Tanggapan siswa terhadap penerapan strategi
pembelajaran Active Knowledge Sharing dengan prestasi kognitif mereka
pada pembahasan binatang halal dan haram dan Ho: tidak ada korelasi positif
antara variabel Tanggapan siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran Active
Knowledge Sharing dengan prestasi kognitif mereka pada pembahasan binatang halal
dan haram.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dengan
membatasi masalah yang terjadi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cileunyi
Kabupaten Bandung. Dapat dirumuskan hipotesisnya adalah semakin positif
Tanggapan siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran Active Knowledge
Sharing (variabel X), maka semakin tinggi pula Prestasi kognitif mereka
pada pembahasan binatang halal dan haram (variabel Y). Sebaliknya semakin
negatif Tanggapan siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran Active
Knowledge Sharing, maka semakin rendah pula Prestasi kognitif mereka pada
pembahasan binatang halal dan haram.
F.
Metodologi Penelitian
Untuk
memperoleh data lengkap pada suatu kesimpulan yang dipertanggung jawabkan
secara ilmiah dalam penelitian ini penulis mengambil langkah-langkah meliputi :
(1) Menentukan jenis data, (2) Menentukan sumber data, (3) Menentukan metode
penelitian dan teknik pengumpulan data, (4) Menentukan teknik dan tahapan
analisis data secara rinci, tahapan tersebut diurai sebagai berikut:
1. Menentukan Jenis Data
Secara
garis besar data yang dikumpulkan dapat diklasifikasikan ke dalam 2 jenis,
yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang
berkaitan dengan kategorisasi karakteristik atau sifat dari variabel yang
diteliti, sedangkan kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan
angka-angka, yakni data pengukuran yang dikualifikasi. Dilihat dari data yang
diangkat, sejalan dengan permasalahan yang dihadapi, maka kedua data tersebut
akan diarahkan pada upaya memahami tanggapan siswa terhadap penerapan
strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing dan prestasi kognitif mereka pada pembahasan binatang halal dan haram.
2. Menentukan Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh, dapat berupa bahan pustaka, atau berapa orang (informan atau
responden) (Cik Hasan Bisri,1999: 59). Sebelum menjelaskan sumber data yang
dimaksud dalam penelitian, ditegaskan kembali tentang beberapa pemahaman,
istilah yang berhubungan dengan istilah sumber data yaitu variabel atau objek
penelitian, subjek penelitian dan unit analisis. Sedangkan unit analisis adalah
satuan tertentu yang diperhitungkan dan ditentukan oleh peneliti dari subjek
penelitian. Adapun objek penelitian atau variabel penelitian adalah masalah
pokok yang dijadikan fokus penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Yaya Suryana dan Tedi Priatna, 2009: 171)
Dalam penelitian ini seorang peneliti ingin
mengetahui strategi belajar (Active Knowledge Sharing) yang digunakan oleh siswa maka yang
menjadi objek atau variabel penelitian adalah strategi belajar (yang digunakan oleh siswa).
Sedangkan subjek penelitian adalah siswa dan sumber data yang menjadi sasaran
pengumpulan datanya adalah siswa itu sendiri atau kepala sekolah, guru dan staf
TU yang sekiranya mengetahui tentang jenis strategi belajar (Active Knowledge Sharing) yang digunakan oleh siswa.
a.
Lokasi
Penelitian
Penelitian
ini dilakukan di SMP Negeri 1 Cileunyi
Bandung khususnya siswa yang berada di kelas VIII. Alasan penulis memilih
lokasi tersebut didasarkan pada latar belakang masalah yang
menunjukkan adanya kesenjangan antara yang seharusnya yaitu diharapkan siswa
setelah menggunakan strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing
memiliki prestasi kognitif yang baik pada pembahasan binatang halal dan haram
dengan kenyataan yaitu kurangnya prestasi kognitif siswa pada pembahasan binatang
halal dan haram. Selain itu, karena dilokasi
tersebut ternyata pihak sekolah mengakui belum ada orang lain yang melakukan penelitian mengenai
tanggapan siswa terhadap penerapan strategi
pembelajaran Active Knowledge Sharing
jika dilihat dari hubungannya dengan prestasi kognitif
mereka pada pembahasan binatang halal dan haram.
b.
Populasi dan
Sampel
Populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Cileunyi yang berjumlah 410 orang. Sedangkan
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti (Suharsimi Arikunto,
2006: 131). Untuk pengambilan sampel penelitian ini penulis mengacu pada
prinsip (Suharsimi Arikunto, 2006: 134) yaitu untuk sekedar ancer – ancer
apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya
lebih besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih sesuai
kemampuan peneliti. Oleh karena itu penulis mengambil sampel dan populasi sebesar 10%,
jadi banyaknya sampel adalah 10% × 400 = 40 maka
sampel menjadi
40 orang siswa.
Berdasarkan
hasil observasi dilokasi penelitian diperoleh data mengenai jumlah populasi
yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
TABEL
I
KEADAAN
POPULASI PENELITIAN
No
|
Kelas
VIII
|
Populasi
|
Sampel
|
||||
Jumlah Siswa
|
L
|
P
|
L
|
P
|
Jumlah
|
||
1
|
A
|
36
|
18
|
18
|
1
|
2
|
3
|
2
|
B
|
36
|
20
|
16
|
1
|
2
|
3
|
3
|
C
|
37
|
19
|
18
|
2
|
2
|
4
|
4
|
D
|
36
|
16
|
20
|
1
|
2
|
3
|
5
|
E
|
37
|
10
|
27
|
2
|
2
|
4
|
6
|
F
|
36
|
17
|
19
|
2
|
2
|
4
|
7
|
G
|
37
|
18
|
19
|
2
|
2
|
4
|
8
|
H
|
36
|
19
|
17
|
2
|
2
|
4
|
9
|
I
|
36
|
20
|
16
|
1
|
2
|
3
|
10
|
J
|
36
|
19
|
17
|
2
|
2
|
4
|
11
|
K
|
37
|
19
|
18
|
2
|
2
|
4
|
Jumlah
|
400
|
195
|
205
|
18
|
22
|
40
|
Sumber:
Staf TU
3. Menentukan metode penelitian dan teknik pengumpulan
data
a.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, karena sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Yaya Suryana
dan Tedi Priatna (2008: 88) bahwa “metode deskriptif tepat digunakan apabila
penelitian ditujukan untuk menggambarkan kondisi faktual penyelenggaraan
pendidikan, atau hal-hal lain yang berkenaan dengan dunia pendidikan tersebut”.
Dengan
menggunakan metode ini tidak hanya sekedar mengumpulkan data, melainkan sampai
pada analisis dan membuat kesimpulan.
b.
Teknik Pengumpulan
Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan,
penulis melakukan studi lapangan yang dijadikan sebagai data pokok. Studi
lapangan yang di maksud untuk mengumpulkan data empirik tentang pokok masalah
yang sedang di teliti, dalam praktiknya beberapa teknik, yaitu:
a)
Observasi
Suharsimi arikunto (2010:199) berpendapat
bahwa observasi adalah pengamatan, melalui kegiatan pemutaran perhatian
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Teknik ini
bertujuan untuk memperoleh data tentang lokasi, gambaran tentang keadaan siswa
dan guru, pada saat studi pendahuluan diantaranya mengenai
kondisi objek SMPN 1 Cileunyi-Bandung.
b)
Teknik
Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada responden, dan jawaban – jawaban responden dicatat atau
direkam (Yaya Suryana & Tedi Priatna, 2009: 200). Teknik ini dapat dilakukan langsung kepada orang yang
bersangkutan. Dengan teknik ini penulis lakukan terhadap kepala sekolah, guru
Agama yang bersangkutan maupun Staf TU. Teknik ini bertujuan untuk memperoleh
data tentang sejarah singkat, gambaran umum lokasi penelitian, jumlah guru
maupun populasi.
c)
Angket
Angket adalah instrumen pengumpul data yang digunakan dalam teknik
komunikasi tidak langsung, artinya responden secara tidak langsung menjawab
daftar pertanyaan tertulis yang dikirim melalui media tertentu (Subana, dkk
2000 : 30). Teknik ini diarahkan untuk mengumpulkan data melalui komunikasi tidak
langsung.
Responden ditentukan berdasarkan teknik
sampling, dengan demikian angket merupakan alat pengumpul data yaitu untuk
respondenyang relatif besar sehingga sulit dilakukan dengan wawancara. Angket
yang digunakan pada penelitian ini adalah angket terstruktur dengan jawaban
tertutup, angket tersebut diberikan kepada siswa SMPN 1 Cileunyi-Bandung kelas VIII
dan bersifat langsung guna diperolehnya data kuantitatif mengenai tanggapan
siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran Active Knowledge
Sharing. Responden harus memilih
alternatif jawaban yang telah tersedia kemudian hasil jawaban angket
dikembalikan untuk diolah.
Angket berorientasi positif dan berbentuk
pilihan ganda, masing-masing setiap item terdiri dari 5 option, yaitu a,b,c,d,
dan e dengan bobot nilai untuk option a berbobot 5, b berbobot 4, c berbobot 3,
d berbobot 2, dan e berbobot 1 dan sebaliknya untuk pertanyaan negatif. Pada
penelitian ini penulis hanya menggunakan angket yang berorientasi positif.
Teknik ini bertujuan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa
terhadap penerapan strategi pembelajaran Active
Knowledge Sharing.
d)
Test
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Suharsimi Arikunto, 2010:193). Teknik tes disini berbentuk tes tulis, yaitu dengan cara
memberikan sejumlah pertanyaan dari pembahasan binatang halal
dan haram kepada
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cileunyi
Kabupaten Bandung, yang bertujuan untuk
memperoleh data tentang
prestasi kognitif mereka pada pembahasan
binatang halal dan haram setelah
menggunakan strategi
pembelajaran Active Knowledge Sharing.
e)
Studi
Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan aktivitas dalam penelitian sebagai upaya untuk memperoleh teori atau informasi
teoritik melalui bahan bacaan yang sebanyak-banyaknya. Teknik ini bertujuan
untuk memperoleh data tentang landasan teoritik dari teori dan konsep yang
berhubungan dengan tanggapan siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran Active
Knowledge Sharing hubungannya dengan prestasi kognitif mereka pada
pembahasan binatang halal dan haram.
4. Menentukan Prosedur Analisis data
Setelah data terkumpul,
langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Data yang terkumpul kemudian diolah
dengan menggunakan analisis statistik untuk data kuantitatif dan analisa logika untuk data kualitatif. Pengolahan data bermaksud membuktikan
hipotesis yang telah diajukan. Adapun langkah-langkahnya meliputi 1)
Analisis parsial dan 2)
Analisis korelasi. Uraian mengenai tahapan langkah analisis tersebut secara
rinci adalah sebagai berikut:
a.
Analisis
Parsial
Analisis parsial adalah
analisis yang dilakukan untuk mendalami dua variabel secara terpisah, dalam hal
ini untuk mendalami variabel tanggapan siswa terhadap keluarga sebagai lingkungan belajar (veriabel
X) dan prestasi
kognitif siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak (variabel
Y). Dalam
menganalisis data parsial ini tiap variabel ditempuh dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1.
Analisis parsial per
indikator variabel X dan Y
Analisis
ini dimaksudkan untuk mencari rata-rata skor setiap indikator dari
masing-masing variable, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Menghitung
jumlah skor yang diperoleh dari tiap-tiap jawaban item dan mengelompokannya
sesuai dengan yang diperoleh dari responden.
b. Menjumlahkan
seluruh jawaban item dalam tiap-tiap indikator kemudian membaginya dengan
banyak responden.
c. Menghitung
jumlah skor indikator dan membaginya dengan jumlah seluruh item serta banyaknya
responden secara sistematis dapat dirumuskan.
d. Untuk variabel X dengan
rumus: M =
. Setelah
diketahui rata-rata,
kemudian akan dilakukan
identifikasi yang mengacu pada standar penafsiran sebagai berikut:
0,5 -
1,5 = Sangat negatif
1,5 -
2,5 = negatif
2.5 -
3,5 = sedang
3,5 -
4,5 = positif
4,5 -
5,5 = Sangat positif
(Suharsimi Arikunto, 2010:255)
- Sedangkan untuk variabel Y menggunakan rumus: M = Untuk identifikasinya mengacu pada skala penilaian 0 – 100, sebagai berikut:
80 –
100 =
Sangat Baik
70 –
79 = Baik
60 –
69 = Cukup
50 –
59 = Kurang
0 – 49
= Gagal
(Muhibbin
Syah, 2004: 153)
2.
Uji Normalitas data
variabel X dan Y
Untuk melaksanakan
analisis ini terlebih dahulu harus menyusun keadaan data sebagaimana terdapat
dari hasil angket dan tes, kemudian data tersebut disusun berdasarkan kadarnya
yakni disusun mulai dari nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah. Setelah
itu baru melakukan analisis tendensi sentral dengan langkah-langkah berikut:
a.
Menentukan distribusi frekuensi dengan dengan
langkah-langkah berikut:
1)
Menentukan
Rentang (R), dengan rumus:
R = (H – L) + 1 (Sudjana, 2005 : 47)
2)
Menentukan
banyaknya kelas Interval (K), dengan rumus:
K = 1 = 3,3 log n (Sudjana, 2005 : 47)
3)
Menentukan
Panjang Interval (P), dengan rumus:
P = R/K (Sudjana, 2005 : 47)
4)
Membuat tabel
distribusi frekuensi variabel
b.
Uji tendensi
sentral dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Mencari
rata-rata (Mean), dengan rumus:
(Sudjana, 2005 : 67)
2)
Mencari Median
(Me), dengan rumus:
(Sudjana, 2005 : 79)
3)
Mencari Modus
(Mo), dengan rumus:
(Sudjana, 2005 : 77)
4)
Membuat kurva tendensi
sentra dengan ketentuan sebagai berikut:
·
Kurva Juling negatif apabila M < Me < Md,
·
Kurva juling positif apabila M > Me > Md.
c.
Menentukan uji Normalitas data masing-masing
variabel yang meliputi:
1)
Menentukan Standar Deviasi (SD), dengan rumus:
(Sudjana, 2005 : 95)
2)
Membuat tabel disrtibusi observasi dan ekspektasi
untuk variabel X dan Y dengan ketentuan sebagai berikut:
-
Menentukan batas nyata
-
Menentukan harga Z hitung
dengan rumus:
(Sudjana, 2002:99)
-
Menentukan harga Z daftar
-
Menentukan luas daerah
interval (Li)
-
Menetukan frekwensi
ekspetasi (Ei)
3)
Menentukan chi kuadrat (
) hitung, dengan rumus:
(Sudjana, 2002: 73)
4)
Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
dk = K-3 dengan K= kelas
interval (Sudjana, 2005 : 293)
5)
Menentukan nilai chi kuadrat (
) tabel dengan taraf signifikasi 5%
6)
Pengujian Normalitas data dengan ketentuan:
·
Jika (χ2hitung)<(χ2tabel), maka data
tersebut berdistribusi
normal,
·
Jika (χ2hitunl)>(χ2 tabel), maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
3.
Penafsiran Variabel X dan
Y
Klasifikasi kategori variabel X dengan menafsirkan tendensi sentral dan
dibagi oleh jumlah item berdasarkan pada skala 5 absolut. Jika data
berdistribusi normal, maka cukup dengan rata-ratanya saja (Mean) untuk
ditafsirkan. Jika data tidak berdistribusi normal, maka penafsirannya harus
dilihat dari ketiga tendensi sentral, yaitu: Mean, Median, dan Modus, kemudian dibagi oleh
jumalh item soal. Hasilnya diinterpretasikan kepada skala lima (lihat hal 17).
Klasifikasi kategori variabel Y dengan manafsirkan tendensi sentral (Mean) dengan skala lima Analisis
Korelasi (lihal hal 17).
b.
Analisis Korelasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui
keterkaitan antara variable X dengan variable Y. Adapun langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
1)
Menentukan Persamaan
Regresi Linier, dengan tahapan sebagai berikut:
a)
Membuat tabel
untuk mencari harga yang diperlukan untuk pengujian linieritas regresi serta
analisis koefesien korelasi.
b)
Menentukan Persamaan
Regresi Linier, dengan rumus:
Ŷ = a + bX
(Sudjana,
2005 : 315)
2)
Uji
linieritas regresi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a)
Menentukan Jumlah Kuadrat
Regresi a (JKab) dengan rumus:
(Subana, 2000: 162)
b) Menghitung
Jumlah Kuadrat Regresi b (JKba)
dengan rumus:
(Sudjana,2005:328)
c)
Menghitung Jumlah Kuadrat
Residu (JKr) dengan rumus:
(Subana, 2000: 163)
d) Menghitung
Jumlah Kuadrat kekeliruan (JKkk) dengan rumus:
(Subana, 2000: 163)
e)
Menghitung Jumlah Kuadrat
ketidakcocokan (JKtc) dengan rumus :
JKtc
= JKr – JKkk (Subana, 2000: 163)
f)
Menghitung Derajat
Kebebasan(Dbkk) dengan rumus :
Dbkk
= n – K (Subana, 2000: 163)
g) Menghitung
Derajat Kebebasan ketidakcocokan (Dbtc) dengan rumus:
Dbtc
= K – 2 (Subana, 2000: 163)
h) Menghitung
Rata-rata Kuadrat kekeliruan(RKkk) dengan rumus:
RKkk
= JKkk : dbkk (Subana, 2000: 163)
i)
Menghitung Rata-rata
Kuadrat ketidakcocokan (RKtc) dengan rumus:
RKtc
= JKtc: dbtc (Subana, 2000: 163)
j)
Menghitung nilai F
ketidakcocokan (Ftc) dengan rumus:
Ftc
= RKtc: RKkk (Subana, 2000: 163)
k) Menentukan
nilai F tabel, dengan taraf signifikansi 5 %.
Ftabel
= Fα (dbtc/dbkk) (Subana, 2000: 163)
l)
Menguji linieritas
regresi, dengan ketentuan sebagai berikut:
§ Apabila
nilai Fhitung< Ftabel, maka data menunjukan regresi
linier.
§ Apabila
nilai Fhitung> Ftabel, maka data menunjukan regresi
tidak linier.
(Subana, 2000: 163)
3)
Menghitung Koefisien
Korelasi dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Apabila data
berdistribusi normal dan beregresi linier, maka
menghitung harga koefisien korelasinya menggunakan rumus product moment,
yaitu:
(Sudjana, 2005: 369)
b) Apabila salah satu atau kedua datanya berdistribusi
tidak normal serta tidak beregresi linier, maka untuk menghitung harga
koefisien korelasi tersebut menggunakan korelasi rank dari Spearman, dengan
rumus:
Suharsimi Arikunto, 2010: 321)
c) Menentukan
penafsiran Koefisien Korelasi dengan kriteria sebagai berikut:
0,00 – 0,20 = Sangat
rendah (Tak berkorelasi)
0,20 – 0,40 = Korelasi rendah
0,40 – 0,60 = Korelasi sedang
0,60 – 0,80 = Korelasi tinggi
0,80 – 1,00 = Korelasi sangat tinggi
(Suharsimi Arikunto, 2010: 319)
4)
Uji Hipotesis dengan
tahapan sebagai berikut:
a)
Menentukan harga thitung,
dengan rumus:
(Sudjana, 2005:377)
b)
Menentukan Derajat
Kebebasan (db), dengan rumus:
Db = n -
2 (Sudjana, 2005:332)
c)
Menentukan harga ttabel,
dengan taraf signifikansi 5%,
d) Menguji
hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut:
§
Hipotesis
diterima jika t hitung > t tabel, sebaliknya
§
Hipotesis
ditolak jika t hitung < t tabel.
5)
Uji Pengaruh Variable X
terhadap Variable Y, dengan tahapan sebagai berikut:
a)
Menghitung ketiadaan
korelasi, dengan rumus:
b)
Menghitung besar kecilnya
pengaruh variable X terhadap variable Y, dengan rumus:
E = 100
(1 – K)
Keterangan: E = Efisiensi ramalan
K =
Derajat ketidakadaan korelasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar